Jumat, 30 Mei 2014



“Jangan Ada Dusta Diantara Kita”

Judul ini memang diambil dari sebuah lagu yg sempat ngetop di zaman ayah dan bunda kita. Tapi rasanya, samapai sekarang kalau kita lagu ngerasa dibohongi sama pacar, kalimat “Jangan Ada Dusta Diantara Kita” ini mungkin jadi salah satu pilihan utama untuk kita jadiin status di account FB, Twitter, atau social media lainnya. BetuL atau BeneR ???
Hehhe... :D . Tapi sebenarnya kejujuran nggak hanya diperlukan dalam pacaran lho! Nggak percaya ??? Coba deh baca point-point dibawah ini!

ü  Orang Tua
Selain TUHAN, orang tua adalah orang yg paling tahu sifat baik-buruk anaknya. Bahkan beberapa orang tua mengaku, mereka tahu kapan anaknya mulai nggak jujur. Jadi, buat kamu yg coba-coba bohongin orang tua mending mikir-mikir deh. Jangan karena ortu nggak atau belum negur kamu, kamu jadi ke-enakkan berbohong.

ü  Guru
      Bohong sama guru nggak hanya lewat perkataan tapi mungkin lebih ke perbuatan kita. Coba diinget, ketika guru lagi serius menjelaskan pelajaran sekolah, seberapa sering kita nggak merhatiin karena asyik ngobrol atau mungkin bisa jadi kita sibuk ngerjain PR yg seharusnya kita kerjakan di rumah ?
Ketika guru ngadain kuis atau ujian, seberapa lama kita bisa bertahan untuk nggak ngelirik ke kanan ke kiri alias nyontek??
Guys lebih baik kita bener-bener merhatiin saat guru ngajar dan bertanya kalau memang ada mata pelajaran yang belum kita pahami, karena selain kita jadi tambah ngerti dan pinter, tentu hal ini bisa jadi teladan buat teman-teman sekelasmu.

ü  Pemimpin
Pemimpin nggak hanya Cuma berbicara antara karyawan dan bosnya, tapi ini juga berlaku buat kamu yg bergabung dalam sebuah komunitas atau pelayanan di gereja. Bagaimana tindakan kita saat berada dalam komunitas atau saat bekerja? Apakah kita benar-benar bekarja sesuai aturan yang berlaku atau masih menyimpang ?
Bersikap Jujurlah, karena kejujuranmu akan menentukan karier dalam perkerjaan dan pelayananmu!

ü  Sahabat
Jujur kepada sahabat bukan Cuma soal nyeritain kehidupan pribadi kita, tapi juga perasaan kita. Apakah kita senang diperlakukan begini dan begitu saat bersamanya ? Apakah ketika sohib ngomong atau berchanda di luar batas, kita memilih diem dan mendam dalam hati atau ngomong baik-baik ? Jika Ia adalah sahabat yang baik, tentu ia akan memahami kejujuranmu.



(diambil dari cutieDIARY Mei 2014, “Spirit Girls”)
 

0 komentar :

Posting Komentar