Sabtu, 26 April 2014

1. MEMBUAT ALASAN

    Mengampuni bukanlah membuat alasan. Aku mau mengampuni , tapi......

Aku maafin kamu , jika..... , dan lain-lain . Tapi dan Jika adalah alasan , syarat , yang semestinya nggak perlu lagi disertakan kalo kamu emang mau menerapkan pengampunan yang tulus .





2. MENUNDA

    Menunda mengampuni kesalahan orang lain itu ibarat menunda berobat meski tau persis kalo dirinya lagi sakit . Yup , itu hanya bikin kondisi kita makin parah . Gak perlu nunggu orang yang nyakitin kita datang minta maaf dulu. Bahkan , gak perlu juga mikirin , apakah dia itu layak diampuni atau enggak . Pengampunan itu baik , terutam buat dirimu sendiri .



3. Mencoba Mengubah yang Nggak Bisa Diubah

    Kita mengampuni karena kita berharap hal itu akan bisa mengubah segala sesuatunya kembali seperti semula.

    Hmm , sayangnya itu mustahil . Kita gak bisa berharap , setelah mengampuni seseorang lalu kita tiba - tiba lupa sama sekali  dia pernah nyakitin kita . NO . Setelah mengampuni , mungkin kita masih akan ingat lagi kelakuannya yang dulu . Tapi , bedanya kita Nggak lagi tersiksa oleh rasa benci , pingin membalas , atau sedih karena hal itu .



4. Mengira Sekali Mengampuni , Lalu Selesai

     Kita bilang sama orang yang nyakitin kita , "aku maafin kamu."  Saat mengatakannya , kita benaran tulus mengampuni . Tapi , kenapa keesokan harinya , tiba - tiba kita mulai kesal lagi sama dia ya ? Apakah kita gak tulus ? Belum tentu . Tapi , kita harus juga ngerti kalo pengampunan itu bukan seperti tombol yang sekali pencet lalu semua berjalan seperti yang diinginkan . Pengampunan untuk satu hal yang sama sering kali harus kita lakukan berkali - kali . It's a process . Kita butuh waktu sampe kita bener - bener bisa bebas dari perasaan negatif atas pengalaman gak enak yang kita rasain .



5. GAK Mengampuni DIRI SENDIRI

    Ya , mungkin emang bukan kamu yang salah . Kamu cuma korban di sini . Tapi , selain mengampuni orang yang udah menyakitimu , kamu tetap perlu buat mengampuni dirimu sendiri . Misalnya , kamu dikhianati sama sahabatmu sendiri . Memang dia adalah yang mengkhianati dan menjebakmu . Tapi , bisa jadi kamu yang terpukul atas hal itu lalu mulai berpikir kenapa sahabatmu sendiri tega mengkhianati ? Apa karena aku terlalu bodoh ? Apa karena terlalu lugu ? Andai dulu aku Nggak percaya dia , dll . STOP ! Evaluasi dan introspeksi itu boleh dan baik . Tapi , kalo nyalahin diri sendiri , meski beda tipis , itu sia - sia .



6. Mengampuni TAPI CUMA di BIBIR SAJA

    Termasuk , bilang mengampuni tapi masih selalu mengungkit-ungkit . Itu enggak banget ! . Bahkan , itu gak BEDA sama GAK MENGAMPUNI .



So , jadilah pribadi yang pengampuni dengan tulus seperti Bapa telah mengampuni atas keslahan kita :)

0 komentar :

Posting Komentar